Mengubah Prespektif



Belakangan aku lagi baca buku pinjaman dari teman, Filosofi Teras. Iya, aku tau buku ini udah booming dari lama, tapi aku baru sempat baca sekarang. Sebelumnya aku sudah baca juga buku berjudul The Alpha Girl’s Guide (ini juga bagus banget!). Penulisnya sama, Henry Manampiring. Dan seperti dugaanku, bembawaan buku ini cukup fun dan ringan. Ada beberapa jokes juga walaupun kadang ga masuk di gen z kaya aku hahah. Tapi ga apa-apa pak Henry, nice try.

Buku ini memberi kita prespektif lain dalam menghadapi kejadian-kejadian dalam hidup. Dari buku-buku filosofi Yunani-Romawi kuno tentang stoisisme, Henry Manampiring meringkas dan menyajikan ilmu filsafat tersebut secara ringan dan dibuat sangat relevan dengan keadaan saat ini. Buku ini juga menerangkan tentang banyak sekali aspek stoisisme yang positif dan bisa diaplikasikan di kehidupan. Sebelumnya, banyak orang yang salah paham tentang paham stoisisme. Mereka mengira bahwa menjadi stoik sama dengan tidak peduli. Padahal, stoisisme mengajarkan kita untuk berhenti memusingkan hal-hal yang di luar kendali kita seperti pendapat orang dan fokus dengan hal yang bisa kita kendalikan seperti prespektif kita, keputusan kita, usaha kita, dan lain-lain. Hal tersebut sama sekali berbeda dengan tidak peduli. Dengan fokus terhadap apa yang bisa kita kendalikan, maka kita akan menghemat banyak energi untuk diri kita sendiri.

Menurutku, yang membuat buku Filosofi Teras berbeda dari buku self-development lainnya adalah pandangannya terhadap suatu masalah. Jika buku lain mengajarkan kita untuk selalu optimis dan semangat dalam semua keadaan maka Filosofi Teras mengajarkan kita untuk menghadapi keadaan dengan tenang, mengedepankan pikiran yang rasional dan tidak berlebihan.

Salah satu quote yang aku suka di buku ini adalah “is it not things that trouble us, but our judgement about things” -Epictetus (Enchiridion). Wow, ternyata sebegitu kuatnya peran presepsi diri kita terhadap suatu hal atau keadaan. 2 orang mendapat masalah yang sama, namun mereka menentukan sikap yang sangat berbeda karena memiliki presepsi yang berbeda pula. Ternyata sebenarnya suatu keadaan hanyalah keadaan biasa, musibah hanyalah musibah, dan kesempatan hanya kesempatan biasa. Yang memberikan kekuatan adalah presepsi diri kita masing-masing dalam menghadapinya.

Keren sih, kalau belum baca coba baca deh, see yaa!

Share:

0 komentar