I Think...
Why I grow like trash
Aku, sering sekali mudah terpengaruh dengan orang yang
visioner. Aku jadi ingin open minded, cerdas, produktif pokoknya ingin merubah
kebiasaanku jadi wooww. Tapi apa daya aku cuma seperti anak muda pada umumnya
yang ikut arus kebiasaan buruk orang Indonesia yang banyak malas dan santainya.
Males berusaha, males nyari info yang benar dan sering makan hoax, nge-jugje
orang seenaknya di medsos (secara langsung dan gak langsung sama aja),
kebanyakan bercanda, ngehabisin waktu buat hal yang gak berguna, jarang
dengerin guru kalo di kelas.
Itu hal sepele yang tanpa aku sadari telah membuatku tumbuh
jadi sampah. Sampah masyarakat yang Cuma bisa makan, berak, ngehabisin oksigen,
memenuhi bumi, dan yang paling merepotkan adalah jadi beban orang tua, baik
secara finansial ataupun beban batin karena anaknya sering membangkang (sadL).
Being sparkling
Lalu, apa kita masih bisa jadi orang yang berguna? The answer
is right in ourselves. Apakah kita masih mau berubah atau enggak. Dan yang
bikin kita berubah adalah harapan. Sesuatu yang bikin kita bangun.
Tapi, sebagian orang hidupnya dipenuhi dengan keinginan,
berbagai macam wacana dan sayang sekali 1% usaha. Kita sering mimpi tapi lupa
untuk bangun. Aku sering seperti itu, sering sekali. Mimpi besarku sering lupa
dicicil untuk direalisasikan, tapi giliran ingat, malah terbentur dengan
pikiran realistis bahwa aku gak sepintar itu dan gak mungkin mewujudkan mimpi
sebesar itu.
But then, setelah aku membaca berbagai literasi dan biografi
aku jadi tersadarkan bahwa mereka bisa jadi sehebat sekarang bukan karena
sesuksesan yang mereka bawa sejak lahir, tapi karena semangat dan usaha keras
mereka.
Salah satu orang yang usahanya paling menginspirasi buat aku
adalah Jerome Polin. Mungkin bagi sebagian orang, menurut mereka Jerome
berlebihan belajarnya. Tapi bagi aku, dia telah memberikan energi yang sangat
besar buat aku yang males belajar dan juga bikin aku berani buat punya
cita-cita yang tinggi.
Kata bang Jerome, bahaya dan kesalahan paling besar bukanlah
ketika kita memasang target yang terlau tinggi lalu kita gagal. Tapi ketika
kita memasang target yang terlalu rendah lalu kita berhasil. Jadi gak salah
kalau kita memasang target (yang relate sama aku karena aku anak SMA) misal
masuk PTN yang passing gradenya paling tinggi. Gak salah kan? Ini bukan masalah
siapa yang pantes masuk PTN tersebut, tapi buat menantang seberapa kuat usaha
kita. Jadi gak usah takut dianggap terlalu payah buat mendapatkan sesuatu.
Karena, ketika orang lain meragukan kita, siapa lagi yang bisa percaya sama
diri ini kalau bukan kita sendiri.
So, I think this tiny step, berawal dari harapan besar yang
dikit demi sedikit kita realisasikan, bisa bikin kita jadi orang yang, yah bisa
dibilang bukan sampah masyarakat lah walau belum terlihat besar perubahannya,
tapi harapan dan usaha kita bikin kita hidup dan punya pergerakan. We have
progress that sooner or later will make us valuable and sparkling
esprit, bonne journee!
3 komentar
Wow. I can't believe it. You made it gurl. Just do it. No more insecure.
BalasHapusMakasih untuk cerita nya, aku jadi punya pelajaran tambahan yang mantab untuk di renungkan utk diri sendiri. Semangat terus!! Oia aku juga punya blog, jangan lupa di visit ya. Salam kenal๐๐
BalasHapussemangat juga adnestasyaa❤️❤️
Hapus