Talk to Self : Refleksi
Haloo bertemu sama aku pengangguran pasca kelas 12 yang lagi
menunggu pengumuman perguruan tinggi. Karena aku merasa aktivitas keseharianku
kurang bermanfaat dan aku pengin melakukan hal yang bermanfaat, lalu
berangkatlah aku ke blogging activity hahaha maksa banget padahal gak tau mau
nulis apa. Sebenarnya kita semua pasti punya sesuatu yang exciting buat
diceritakan tapi kadang terlalu personal buat dibagikan disadarkan orang lain.
Ternyata selama ini aku menutup mata dari kesalahanku, selama ini aku terlalu
sombong mengakui bahwa masih banyak hal yang harus aku benahi.
Setelah nge-list semuanya jadi terasa lebih clear, aku kepada
orang lain so yeah here we go again nulis ga jelas.
Tapii tapi sebenarnya tujuanku menulis bukan cuma untuk
sharing tentang pendapatku, menurutku nulis juga jadi semacam refleksi. Kadang
kita merasakan sesuatu tapi kita gak sadar, setelah ditulis baru kita sadar dan
lebih aware tentang diri kita.
Beberapa hari lalu aku ngerasa cukup down dan tiba-tiba jadi
mikir banyak hal. Lebih tepatnya I feel so worthless, aku ngerasa keputusanku
salah, aku ngerasa gini dan gitu. Karena
semuanya terasa terlalu mess up di kepala jadi aku list aja all things that
make me feel so uncomfortable with my self. Ketika nulis kekuranganku atau
hal-hal tentang diriku yang aku benci rasanya lumayan sakit seperti sedang
dikritik orang lain. Tapi setelah itu aku sadar kalau menyadari kekurangan dan
kesalahan diri sendiri jauh lebih baik daripada kita terlambat menyadari lalu
jadi tau mana yang pengin aku ubah duluan, mana yang
penting, mana yang enggak begitu penting. And hey, ternyata aku gak seburuk itu
kok, its normal dan pasti semua masalah ini bisa aku atasi.
Menurutku ini adalah self awareness yang penting untuk kita
lakuin. Self awareness atau kesadaran diri kurang lebih artinya pemahaman
karakter, perasaan dan alasan dibalik action yang kital akukan. Kesadaran seperti
ini enggak cuma bikin kita tau kurang lebih dan batasan yang kita punya tapi,
juga bikin kita mengerti apa alasan dibalik perasaan kita, apa dasar dari
keputusan yang kita ambil, dan membuat kita tidak menyesali keputusan kita di kemudian
hari karena kita tau alasan apa yang membuat kita bertindak demikian.
Bicara tentang keputusan, ada satu cerita. Dulu waktu lulus
SMP aku ragu untuk melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya di instansi yang
sama. Masalah utamanya karena aku bosan tinggal di asrama dan lingkungan yang
sama. Aku sudah mengutarakan keinginanku pada orang tua untuk mencari SMA lain
yang lebih baik. Tapi orang tua tidak mengizinkan dengan alasan takut nanti
susah adaptasi dan lain-lain. Memang saat itu aku bukan anak yang diberi banyak
kebebasan untuk memilih keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas
keputusanku. Jadi ya, daripada berdebat lebih baik aku mengalah. Setelah aku
memutuskan buat mengikuti kemauan kedua orangtuaku, aku mencoba melupakan bahwa
alasanku sekolah di tempat itu adalah karena orang tua karena aku tau persis
kalau itu jadi alasanku nantinya pasti aku menyalahkan mereka ketika dunia
persekolahan goes wrong. Jadi aku tulis
apa aja kelebihan sekolahku yang kira-kira membuatku memilihnya. Asekk. Tujuanku
saat itu satu; agar aku ga banyak mengeluh selama menjalani 3 tahun SMA disana.
Ada sekitar sehalaman kertas, salah satu kalimatnya seperti ini “sekolah aja
yang bener biar lelah waktunya ga kebuang sia-sia. Ridho ayah bunda itu bonus, don’t
ever blame them kamu udah gede.” Funny right? Aku di jaman itu sudah bisa
memprediksikan kalau besok-besok aku bakal nyalahin orang tua hahaha. And
yes, setelah lulus aku dan aku baca tulisanku jaman SMP itu aku merasa senang
dan bangga. Memang masa SMA ku cukup berat but at least I don’t feel like I’m
dumb choosing that school cause I have a lot of great reason, my own reason,
terlepas dari keinginan orang lain.
That’s my ridiculous little story, hbu? Sudahkah kamu bertanya
pada dirimu alasan keputusan besarmu? Oiya, aku baru sadar aku bahkan belum punya
alasan kenapa aku mendaftar kuliah di universitas ini dan jurusan itu. Sepertinya kita kita harus sering bertanya
pada diri kita sendiri agar kita setidaknya kenal sedikit siapa diri kita
sebenarnya. Gimana? Sudah seberapa jauh kamu kenal dirimu? Dan sudahkah kamu
berefleksi terhadap dirimu?
0 komentar