Why People are FOMO?
Pasti kalian pernah dengar atau menyaksikan trend baru yang diikuti banyak
sekali orang contohnya belakangan ini lagi banyak banget influencer yang
investasi saham lalu diikuti oleh followers mereka di media sosial. Atau itu
kalau terlalu jauh, pasti kalian pernah melihat trend outfit warna lilac di
TikTok. Awalnya ada influencer yang membuat mix and match atasan lilac dengan
celana putih, lalu berbondong-bondonglah para anak muda bahkan ibu-ibu membeli
atasan lilac dan celana putih untuk 'ngonten' di platform TikTok atau sekedar
upload ke Instagram. Memang trend warna tersebut bagus, tapi apakah semua orang
itu -yang jumlahnya sebanyak itu- betul-betul menyukai apa yang mereka beli dan
pakai atau cuma ikut-ikutan karena takut ketinggalan zaman? Nah perilaku seperti
itu disebut dengan FOMO.
Fear Of Missing Out yang disingkat FOMO ini adalah
istilah yang biasa digunakan untuk menyebut perilaku seseorang yang selalu
merasa khawatir berlebihan dan merasakan ketakutan akan tertinggal trend yang
sedang berjalan. Takut tertinggal fashion yang sedang trending, takut
ketinggalan berita yang sedang panas, takut ketinggalan mengunjungi tempat yang
lagi hits, misal.
FOMO ini sangat mudah terjadi karena penyebabnya ada di
sekitar kita, di kehidupan sehari-hari kita. Apa aja sih penyebabnya? Penyebab
utama dan yang paling utama adalah karena terlalu banyak bermedia sosial.
Percaya atau tidak tapi memang ketakutan akan ketinggalan zaman memang paling
banyak terlahir dari aktivitas media sosial. Sebenarnya banyak sekali
penyebabnya tapi, kalau dirinci mungkin ada dua penyebab umum yang pasti kita
semua pernah merasakan.
Pertama, terlalu sering mengikuti aktivitas orang lain.
Pernah ga sih setelah melihat semua status teman kita jadi pengen ini pengen
itu, dia baru beli barang terus kita jadi ga pengen kalah dengan beli barang itu
juga, teman lagi ke suatu tempat yang keren dan hits terus kita juga pengen
kesana. Pasti kita semua pernah merasakan keinginan seperti itu, memang tidak
ada salahnya buat mengikuti apa yang orang lain lakukan, tapi tentunya tidak
semua yang mereka lakukan bisa kita lakukan, misal ternyata kita terbatas dalam
hal finansial atau belum punya waktu untuk melakukan hal tersebut. Nah
keterbatasan yang sebenarnya sangat wajar ini, kadang membuat kita overthinking
dan merasa terintimidasi kalau kita tidak melakukan apa yang mereka lakukan
berarti kita tidak lebih baik daripada mereka. Padahal nyatanya tidak seperti
itu. Setiap orang punya prioritasnya masing-masing, punya seleranya
masing-masing, punya goalsnya masing-masing.
Kedua, mengonsumsi informasi baru
yang belum valid. Mengonsumsi informasi yang belum valid atau hoax tentu saja
dapat memicu ketakukan kita terhadap ketertinggalan berita karena sebagian besar
hoax menampilakan klik bait yang berlebihan. Dalam hal ini yang paling
berpengaruh dalam berkembangnya fenomema FOMO adalah cara orang menanggapi
berita baru tersebut misal, dengan langsung komen-komen dan share tanpa membaca
keseluruhan berita dan tidak mencari tahu kebenarannya karena ingin dicap yang
paling tau oleh orang lain dan tidak ketinggalan. Sikap seperti ini yang biasa
disebut latah bermedia sosial. Beberapa waktu lalu di platform TikTok ada
seorang konten kreator wanita asal Indonesia yang membuat sound dengan suaranya,
awalnya semua orang biasa saja dengan sound itu sampai seorang konten kreator
laki-laki mengatakan bahwa dia tidak suka sound tersebut karena tidak enak
didengar. Setalah video laki-laki itu tersebar luas, banyak orang yang ikut
mengatakan bahwa soundnya cringe, centil dan lain-lain. Bahkan followers konten
kreator wanita tadi yang awalnya biasa-biasa saja jadi ikutan nge-hate di
comment section. Luar biasa sekali bukan latahnya pengguna media sosial?
Benar-benar bisa secepat kilat ikutan memberi argumen just because others say
so. Pokoknya masalah hate comment aku harus ikutan! entah ngerti entah engga
atau emang karena mereka ini ga punya pendirian dan identitas sendiri.
Teman-teman, trend dan sesuatu yang baru akan selalu ada setiap waktu, kalau
kita selalu memaksakan diri untuk mengikuti apa yang mereka lakukan, berusaha
jadi yang pertama tau, percayalah itu melelahkan dan ga ada habisnya. Karena
ketika kita tidak bisa mengejar apa yang sedang baru ini, kesehatan mental kita
bisa terdampak, kita akan stres dengan ekspektasi yang kita buat sendiri,
emosional, cemas berlebihan, sulit bersyukur, dan sebagainya. Kadang kita lupa
bahwa bukan tugas kita buat mengejar apa yang sedang baru. Beda lagi dengan
orang yang memang kerjanya harus tau apa yang baru, seperti wartawan atau
podcaster seperti Deddy Corbuzier yang dituntut untuk memberikan sesuatu yang
sedang panas di masyarakat agar mereka bisa menghasilkan uang. Sedangkan kita
kalau susah payah mengejar hal yang baru dan baru lagi ga ada income apa-apa,
yang ada uang keluar terus buat ikut trend.
Jadi, gimana cara menghindari
perilaku FOMO? salah satu caranya adalah dengan melakukan digital minimalism.
Digital minimalism yang dimaksud adalah menghapus aplikasi media sosial yang
tidak kita butuhkan. Tetapi, kalau itu dirasa too much dan kita tidak mampu,
bisa dengan memilah-milah informasi mana yang benar-benar kita mau. Contohnya
mengurangi following artis di Instagram yang menurut kita efeknya kurang baik
bagi kita, memilah video yang keluar di FYP TikTok dangan memencet tombol tidak
terarik, dan memilih berita mana yang bermanfaat untuk kita baca. Dengan
demikian, kita bisa menyaring informasi yang kita konsumsi sehari-harinya.
Tidak ada salahnya kalau kita mau mengikuti trend tapi, jangan pernah lupa untuk
bertanya pada diri kita sendiri apa manfaat dari kegiatan tersebut, apakah kita
benar-benar suka dan enjoy atau cuma mau mencari validasi dari orang lain bahwa
kita ini keren dengan jadi yang pertama tau. Let's slow down, coba kurangi buka
media sosialnya dan fokus ke diri kita sendiri. Apa sih sebenernya yang ingin
kita raih? apa sih rencana kedepan yang kita punya dan apakah kegiatan yang kita
lakukan sekarang akan membawa kita pada goals yang kita punya? apakah kita
sedang membangun mimpi kita atau mimpi orang lain? ingat kehidupan itu bukan
kompetisi, bangun mimpimu sendiri, jangan takut buat melakukan apa yang kamu
suka walau beda dari orang lain.
2 komentar
Semangat heyyy
BalasHapusmakasihhh udah mampir kesini <33
Hapus