Diving in My Thoughts

an open diary



Belakangan aku lagi baca buku pinjaman dari teman, Filosofi Teras. Iya, aku tau buku ini udah booming dari lama, tapi aku baru sempat baca sekarang. Sebelumnya aku sudah baca juga buku berjudul The Alpha Girl’s Guide (ini juga bagus banget!). Penulisnya sama, Henry Manampiring. Dan seperti dugaanku, bembawaan buku ini cukup fun dan ringan. Ada beberapa jokes juga walaupun kadang ga masuk di gen z kaya aku hahah. Tapi ga apa-apa pak Henry, nice try.

Buku ini memberi kita prespektif lain dalam menghadapi kejadian-kejadian dalam hidup. Dari buku-buku filosofi Yunani-Romawi kuno tentang stoisisme, Henry Manampiring meringkas dan menyajikan ilmu filsafat tersebut secara ringan dan dibuat sangat relevan dengan keadaan saat ini. Buku ini juga menerangkan tentang banyak sekali aspek stoisisme yang positif dan bisa diaplikasikan di kehidupan. Sebelumnya, banyak orang yang salah paham tentang paham stoisisme. Mereka mengira bahwa menjadi stoik sama dengan tidak peduli. Padahal, stoisisme mengajarkan kita untuk berhenti memusingkan hal-hal yang di luar kendali kita seperti pendapat orang dan fokus dengan hal yang bisa kita kendalikan seperti prespektif kita, keputusan kita, usaha kita, dan lain-lain. Hal tersebut sama sekali berbeda dengan tidak peduli. Dengan fokus terhadap apa yang bisa kita kendalikan, maka kita akan menghemat banyak energi untuk diri kita sendiri.

Menurutku, yang membuat buku Filosofi Teras berbeda dari buku self-development lainnya adalah pandangannya terhadap suatu masalah. Jika buku lain mengajarkan kita untuk selalu optimis dan semangat dalam semua keadaan maka Filosofi Teras mengajarkan kita untuk menghadapi keadaan dengan tenang, mengedepankan pikiran yang rasional dan tidak berlebihan.

Salah satu quote yang aku suka di buku ini adalah “is it not things that trouble us, but our judgement about things” -Epictetus (Enchiridion). Wow, ternyata sebegitu kuatnya peran presepsi diri kita terhadap suatu hal atau keadaan. 2 orang mendapat masalah yang sama, namun mereka menentukan sikap yang sangat berbeda karena memiliki presepsi yang berbeda pula. Ternyata sebenarnya suatu keadaan hanyalah keadaan biasa, musibah hanyalah musibah, dan kesempatan hanya kesempatan biasa. Yang memberikan kekuatan adalah presepsi diri kita masing-masing dalam menghadapinya.

Keren sih, kalau belum baca coba baca deh, see yaa!

Ada yang sudah dengar tentang Ida Dayak yang baru-baru ini viral di medsos? Ida Dayak adalah seorang wanita Suku Dayak Kalimantan yang terkenal karena bisa menyembuhkan patah tulang, sendi geser bahkan lumpuh. Pengobatan ini dilakukan dengan tangan kosong dan bantuan minyak merah. Ternyata pengobatan seperti ini telah ada sejak dulu di Suku Dayak.

Kali ini aku mau memberikan sedikit opiniku tentang fenomena ini. Tapi, aku ga akan berkomentar tentang Bu Ida karena menurut bebrapa orang beliau ini adalah orang sakti dan praktik pengobatannya dibantu hal yang tidak kasat mata. Kalau sudah begini cukup susah untuk dijelaskan secara ilmiah, kan. Jadi, aku akan sedikit berkomentar tentang tanggapan masyarakat.

Beberapa hari yang lalu, aku sedang asik skrol TikTok seperti biasa sampai aku menemukan video Ida Dayak yang sedang mengobati pasiennya yang patah tulang. Aku sendiri terheran-heran kenapa bisa bisa semudah itu mengobati patah tulang. Ketika kuliah aku pernah dikenalkan dengan istilah sangkal putung, yakni praktik membetulkan tulang yang patah tanpa operasi. Namun, praktik ini justru bisa menimbulkan efek samping yang serius karena bisa jadi ada otot atau saraf yang terjepit di tulang ketika proses pembetulan. Aku melihat comment section di video tersebut, aku kira akan ada orang yang pro maupun kontra dalam menanggapi fenomena ini. Ternyata 99% komennya sangat pro. Tapi yang lebih mengejutkan bagi aku adalah, mereka tidak hanya memuji Ida Dayak, tapi sekaligus menyudutkan profesi dokter.

“Baik sekali ibu Ida, mengobati tanpa pamrih, tidak seperti dokter”

“kalau ada banyak pengobatan seperti bu Ida, dokter gulung tikar”

Setelah itu muncul lagi video serupa. Kali ini ada seorang dokter spesialis ortopedi yang memberikan pendapat tentang Ida Dayak. Menurut dokter tersebut, ada beberapa orang yang sendinya memang lentur dan mudah bergerak diluar range of movement-nya Isi komennya sama, menyudutkan profesi dokter.

“kenapa panik dokter? Takut pasiennya pergi semua ya”

“yang penting sehat sembuh berobat ke dokter mahal belum tentu sembuh”

Padahal tujuan dokter ini untuk mengedukasi masyarakat, bukan karena takut pasiennya hilang.

Melihat ini aku kesal. Kenapa masih banyak sekali masyarakat Indonesia yang memiliki pemikiran seperti ini? Padahal, jika membandingkan praktik Ida Dayak dengan operasi patah tulang di rumah sakit tentu saja lebih mahal operasi karena yang menangani adalah dokter dan tenaga medis yang kompeten, alat yang memadai, dan minim efek samping karena dilakukan sesuai SOP yang ada. Mereka juga menyerang edukasi yang diberikan dokter tersebut. Menuduh bahwa dokter itu menggiring opini agar masyarakat tidak berobat ke Ida Dayak.

Aku tutup TikTok dengan semua komentarnya dan membukan sebuah artikel yang juga memberikan pendapatnya tentang fenomena ini. Seteelah membaca artikel itu, rasa kesalku berubah menjadi rasa kasihan. Ternyata, penyebab masyarakat lebih pro terhadap pengobatan tradisional termasuk pengobatan Ida Dayak, karena 2 hal. Pertama karena masalah finansial dan kedua rasa takut terhadap pengobatan modern.

Masyarakat Indonesia yang sebagian besar ekonominya menengah kebawah, merasa biaya pengobatan modern sangat mahal. Bagi mereka, dokter adalah orang yang dengan kemampuannya mengobati bisa meraup keuntungan sebesar-besarnya dari pasien. Padahal, ada banyak sekali kemungkinan yang menyebabkan pengobatan menjadi mahal. Misal biaya pemeriksaan penunjang, obat dan lain-lain. Namun tidak bisa dipungkiri bahwa pengobatan modern memang mahal. Terutama bagi keluarga yang pendapatannya pas-pas an bahkan kurang. Tidak sedikit dari mereka yang sebenarnya sudah lama ingin berobat ke rumah sakit, namun harus menunggu uang hasil kerja berbulan-bulan agar bisa membayar. Sehingga ketika ada pengobatan tradisional yang murah bahkan gratis, mereka akan lebih memilihnya.

Kedua, masalah takut dengan pengobatan modern. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah pedesaan, pedalaman, atau perbatasan, mereka jarang mengenal pengobatan modern. Mereka asing dengan rontgen, operasi, dan obat-obatan. Rasa asing ini yang membuat mereka enggan bahkan takut berobat. Contoh lain adalah dukun beranak yang sudah beroprasi puluhan tahun di sebuah desa. Tiba-tiba dibangun puskesmas baru dengan beberpa dokter dan tenaga medis yang baru pula. Masyarakat cenderung akan tetap memilih dukun beranak karena rasa dekat, familiar, dan aman terhadap dukun beranak tersebut. Sama halnya dengan Ida Dayak. Masyarakat merasa bahwa Ida Dayak lebih dekat dengan mereka secara suku, menyambut dengan ramah, dan terasa seperti diobati keluarga. Mirisnya, rasa aman ini hanyalah sugesti. Sebagian besar dari mereka tidak tahu bahwa kemungkinan efek samping dari praktik ini cukup serius.

Memang tidak ada yang melarang siapapun untuk berobat kemanapun, asal mereka tau betul manfaat dan efek samping yang akan timbul dari pengobatan tersebut. Toh banyak juga pengobatan tradisonal yang terbukti bagus dan efektif. Tapi aku berharap semoga masyarakat bisa lebih melek dan teredukasi tentang pengobatan tradisional mana yang baik, mana yang sebaiknya tidak dilakukan, keadaan seperti apa yang seharusnya tidak diatasi dengan cara tradisional melainkan sudah harus ditangani dengan pengobatan modern.

That’s it, semoga ngerti intinya ya hahah. Kalau pendapat kamu bagaimana?

 

    Several weeks ago, I bought a book titled “How to Live if I Die Young” by D. Tri Utami. The title is actually really attracted me and so the cover that is also cute so I bought it. At first, I thought that the book was only talk about the things we should do if we die young. But it turns out that it also talks about the death itself. It pretty much gave me new perspective about death. It processes and the life after that.

    Most of the people are afraid of death. We are afraid to leave what we have in our life. We afraid to suffer when we’re dying. It happens because death is abstract and no one alive really experience it. But actually, we can reflect on death with our cognitive system. So, we can see death as something realistic and sure. Instead of just being so afraid of death, we can prepare our life to make a better condition of ourself when we die.

    Kenapa kita perlu merefleksikan dan merenungi kematian dalam hidup kita? Pertama, refleksi tentang kematian seharusnya tidak membuat kita menjadi takut tapi justru mendorong kita untuk mencari tahu tentang arti kehidupan bagi kita sendiri. I know it sound so cliché, but ya until today years old I also don’t really know what kind of life I want. Alasan kedua, untuk mengurangi kecemasan dan memberi konsep baru tentang kematian sehingga kita bisa memutuskan preferensi tentang akhir hidup kita. Tentang bagaimana orang lain akan mengingat kita saat pemakaman kita nanti. Bukan untuk terlihat baik di depan orang lain namun lebih kepada tanggung jawab terhadap diri sendiri.



    So how to live if we die at the young age?. First, do something that can fulfil our soul. Apapun itu asal memberi kebaikan kepada diri kita dan orang sekitar. Jauhi hal yang sifatnya kesenangan sementara. Temporary pleasure is usually leads to regrets. Damaikan pikiran. Ada beberapa cara untuk mendamaikan pikiran. Pertama, menerima hal yang tidak bisa kita kendalikan, memaafkan diri sendiri, memberi waktu luang untuk berpikir dan mencari solusi, dan menulis jurnal. Terakhir, mempersiapkan kematian sesuai dengan kepercayaan kita. Because we believe, life and its happiness, its wound, and all the things we had is temporary. Kehidupan setelah kematian itu seperti piknik dan di dunia kita mempersiapkan apa yang ingin kita bawa selama piknik. Again, life is temprorary

    Last, my favourite quote from this book : it takes a lifetime to understand life and it takes a lifetime of contemplation to prepare for death

        It's been a long, tiring, and shocking year since I was enrolled in medical school. Betul sekalii alhamdulillah aku uda melalui tahun pertama kuliah di program studi kedokteran. Aku tau ini baru tahun pertama dan ga seberapa perjuangannya tapi ini adalah salah satu hal besar dalam hidupku. Aku merasa tahun ini cukup besar struggle-nya dan aku mau mendokumentasikan few things about my first year in medical school so future me could remember and maybe some of you can have a little sneak peek about medical school ^^  

1. Kuliah Pakai Sistem Blok 

        Ini mungkin udah umum diketahui bahwa mahasiswa kedokteran berkuliah dengan sistem blok. Bagi yang belum tau, sistem blok itu sistem yang mengelompokkan suatu tema tertentu di kedokteran. Contohnya blok muskuloskeletal berarti dalam blok itu akan diajarkan otot dan tulang manusia dari segi anatomi, fisiologi, histologi, biokimia, mikrobiologi, dan lain-lain. Intinya semua pembelajaran dalam blok itu akan membahas otot dan tulang manusia. Begitu pula kegiatan kuliah seperti tutorial dan keterampilan medik juga akan membahas materi yang berkaitan dengan otot dan tulang manusia (tutorial dan keterampilan medik aku jelasin nanti yaa). 

        Di setiap akhir blok, akan diadakan ujian akhir atau ujian blok. Kalau di universitasku, ujiannya berupa pilihan ganda dengan 100-130 soal, setiap universitas bisa berbeda kebijakannya. Dalam satu semester biasanya ada 3-4 blok. Jadi ujiannya bukan di akhir semester tapi 1 semester 3-4 kali hehe. Tapi sistem blok ini menurutku pribadi ga terlalu berat dan ga beda jauh sama kuliah biasa. Selain itu sistem blok juga punya kelebihan. Karena ada 1 tema khusus yang dibahas, jadi fokus kita ga terpecah dan pembelajarannya lebih kerasa terintegrasi. 

2. Diskusi Tutorial 

         Satu hal yang paling paling mengejutkan bagi aku ketika masuk ke kedokteran adalah tutorial. Tutorial adalah kegiatan kuliah dimana mahasiswa berkelompok sekitar 10 orang dan didampingi 1 dokter. Nantinya mahasiswa dapat skenario atau kasus dan harus berdiskusi tentang kasus itu dengan mengutarakan pendapat atau mengkritik pendapat mahasiswa lain. Dokter tugasnya hanya menilai tanpa mengajarkan sedikitpun dan nilai yang didapat mahasiswa berasal dari keaktifannya dalam berpendapat. So basically disitu kita yang dituntut aktif sedangkan dosen pasif aja. Berkebalikan banget sama kegiatan belajar mengajar waktu SMA. Kalau kalian tau, saking kagetnya aku dengan metode pembelajaran yang kaya gitu, di awal kuliah aku sempet nangis HAHAHA. Tapi nangisnya bukan waktu tutorial yaa, aku nangis waktu mau tidur gitu karena aku ngerasa itu hal yang memberatkan banget bagi seorang introvert seperti aku T T. Saat itu yang salah memang aku, karena aku bener-bener minim research tentang kuliah kedokteran. 

         Setauku, kebanyakan prodi kedokteran di universitas lain juga menerapkan metode tutorial tapi namanya bisa beda contohnya problem based learning. Di universitasku sendiri tutorial ini punya bobot yang cukup besar di nilai akhir yaitu 45%. Di blok pertama semester 1, aku adalah salah satu anak yang pasif, saat itu aku jarang berpendapat karena takut pendapatku salah, mirip sama pendapat teman, yang berpendapat udah banyak jadi akunya males dan alasan-alasan lainnya. Ketika nilai akhir keluar disitu aku sadar banget kalau keaktifanku berpendapat masih kurang. Padahal aku tau bahwa nilai tutorial itu bobotnya besar. Jujur sedih banget waktu itu tapi ya udah mau gimana kann. 

         Setelah itu baru aku mencari cara biar aku bisa lebih aktif berpendapat. Pertama, aku lebihkan waktu belajarku buat tutorial. Aku cari bahan pendapat dari textbook atau jurnal yang banyak dan kira-kira ga mainstream biar bisa berpendapat beda dari temen lain. Setelah bahanku dirasa cukup, aku latihan buat jelasin bahanku dengan ngomong sendiri. hen I able to explain something clearly, it gives me so much more confident. So I practiced very hard. Karena aku bukan orang yang jago bicara di depan banyak orang, jadi aku harus ngasih effort yang lebih daripada teman-temanku dalam belajar dan latihan berpendapat. Alhamdulillah usahanya berbuah maniez, di blok-blok selanjutnya sampai akhir semester 2 aku sudah jauh lebih aktif dan mendapat nilai keaktifan yang memuaskan banget menurutku hehe. 

3. Keterampilan medik 

         Kalau kalian lihat dokter bisa ngasih jawaban atas keluhan kalian saat konsultasi, bisa tau penyakit kalian, dan bisa ngasih resep obat berarti beliau tau semua itu dari kuliah dosen atau diskusi tutorial. Tetapi kalau kalian lihat dokter atau bahkan perawat bisa menyuntik pasien, memasang alat rekam jantung, menyunat, dan keterampilan-keterampilan lain berarti mereka belajar lewat kuliah keterampilan medik (kalau di universitas lain kadang disebut skill lab). Jadi selain mendengarkan dokter ngajar dan diskusi tutorial, (dan ada praktikum juga kaya prodi lain) di kedokteran juga diajari keterampilan medik. Biasanya kami berkelompok 10 orang, mirip tutorial. Bedanya disini mahasiswa diajari terlebih dahulu oleh dokter. Tentang bagaimana prosedur tindakan pemeriksaan atau pemasangan alat ke pasien. Setelah diajari baru mahasiswa bisa mencoba praktik satu per satu. Pasien disini bisa manusia betulan bisa juga pakai manekin, menyesuaikan keadaan. 

         Kegiatan keterampilan medik ini lebih santai daripada tutorial karena tidak ada penilaian. Selain itu juga karena ini sifatnya praktik, jadi ketika kami mencoba dan melakukan kesalahan biasanya kami malah jadi ketawa-ketawa selama kuliah itu. Dokternya juga maklum kok hehe. Nah tapi walaupun santai, harus tetap serius karena keterampilan medik ini ada ujiannya sendiri namanya OSCE. Jujur aku nulis ini aja agak merinding. Karena memang menakutkan T T. 

         OSCE dilaksanakan setiap akhir blok (kadang juga dirapel di akhir semester). Setiap blok biasanya ada sekitar 3 materi yang diujikan. Nantinya mahasiswa masuk ke sebuah ruangan simulasi untuk melakukan pemeriksaan ke pasien atau manekin berdasarkan materi yang sudah diajarkan dan dinilai oleh seorang dokter. Ujian ini ada waktunya ya, tiap pemeriksaan sekitar 10 menit. Selesai ga selesai harus keluar ruangan kalau waktunya sudah habis. Serem ga kedengarannya? hahaha. Tapi gapapa karena sebanding dengan kepentingannya di dunia kerja nanti. Masa mau memeriksa pasien asal-asalan, kan kasihan pasiennya. 

 4. Harus Bisa Manage Waktu 

         Ini buat kuliah in general sih menurutku. Aku kasih tau kenyataan yang kurang menyenangkan ya. Pasti sebagian dari kalian pernah dengar kalau anak kuliah itu santai. Masuk kuliah siang, setelah itu kosong dan kuliah lagi sore. Malamnya nongkrong dan begitu seterusnya. Aku mau memberi tahu kalau kalian masuk kedokteran tidak akan se santai itu. Prodi kedokteran di hampir semua universitas sudah memaketkan sks mahasiswa tiap semesternya. Jadi mahasiswa tidak bisa minta kuliah hari ini kosong atau masuk siang aja (kecuali kalau ada matkul umum seperti bahasa indonesia atau inggris, biasanya tidak dipaketkan jadi bisa milih waktu kuliahnya). 

         Di tempatku sendiri kuliah pasti dimulai pukul 08.00 pagi dan selesai paling cepat jam 12.00 siang. Kalau ada jadwal praktikum berarti ada tambahan kuliah dari jam 13.00 sampai jam 15.00. Di hari-hari tertentu kadang ada dosen yang berhalangan buat mengajar. Jadi kuliah jam 10.00 reschedule di hari lain. Biasanya kesempatan itu kami gunakan untuk pergi ke cafe atau sekedar ke kos teman. Itupun buat belajar HAHA. Selain jadwal yang cukup padat, kami punya kewajiban untuk belajar tiap hari. Kenapa begitu? aku jelasin ya. Sehari sebelum tutorial harus menyiapkan materi untuk berpendapat. Sehari sebelum keterampilan medik harus membaca buku panduan biar besoknya kalau ditanyai dokter sudah ada gambaran. Sehari sebelum praktikum harus belajar karena sebelum praktikum ada pretest. 

        Di praktikum tertentu, kalau tidak lulus pretest disuruh pulang alias tidak boleh ikut praktikum (aku pernah tapi alhamdulillah pulangnya rame-rame). Intinya mahasiswa kedokteran itu belajar bukan karena rajin tapi untuk bertahan hidup. Tapi tenang, ini hanya berlaku di hari senin-jumat. Sabtu minggu boleh leha-leha. Itu kalau tidak ikut organisasi, kalau ikut organisasi ya cukup berkurang waktu istirahatnya. Itulah kenapa aku bilang time management sangat penting untuk semua mahasiswa terutama mahasiswa kedokteran. 

         Satu hal yang harus kamu percaya, yang survive di kedokteran bukan anak yang cerdas, tapi anak yang rajin. Kecerdasan pasti sangat memudahkan seseorang memahami materi tapi cerdas saja tidak cukup untuk menyelamatkanmu dari remidial-remidial. Kamu harus rajin belajar dan telaten menyiapkan materi setiap hari. Mahasiswa yang cerdas pasti kalah jauh dengan mahasiswa biasa yang rajin. Entah bagaimana tapi di sebagian besar kasus seperti itu. Jangan sampai sudah tidak cerdas ditambah malas yaa huhuu. Untuk bisa rajin belajar setiap hari pasti dibutuhkan time management yang baik juga. Kita dituntut untuk meluangkan waktu belajar mandiri di samping kewajiban kita untuk kuliah, mengerjakan tugas, berorganisasi, membereskan kos, cari makan, dan lain-lain. 

 5. Banyak Ujian

         Walaupun di kedokteran tidak ada UTS dan UAS, hampir setiap hari ada ujian. Ujiannya bukan ujian besar kok, kalau di sekolah mirip seperti ulangan harian. Setiap selesai 1 skenario tutorial, akan ada ujiannya berupa soal pilihan ganda. Sebelum dan sesudah praktikum ada pretest dan posttest. Jadi dalam seminggu minimal ada lah 3 kali ujian. 

        Tapi ga perlu takut karena materi yang keluar masih seputar materi yang diajarkan atau dibahas saat tutorial. Jarang out of the topic walaupun kadang terjadi juga. Yang terpenting adalah telaten belajar. Sekali lagi yang selamat di kedokteran adalah yang rajin bukan yang cuma mengandalkan kecerdasan. 

     That’s it. Pengetahuanku masih minim juga karena baru selesai tahun pertama hehe. Tapi semoga kalian dapat sedikit gambaran tentang kedokteran yaa. Good luck ^^
          I had a very nice slow afternoon. I'm home, it’s chilly outside and the sky is as gloomy as ever. I wore my pajama dress, it’s baby pink, my mum gave it to me. Being idle for so long on a holiday makes me contemplate a lot of things. Including what happened a few months back.

         I think the past 5 months were the lowest point of my life (am I being so dramatic? Idk) at least that’s what I felt, I felt so hopeless. I never knew how hard it was to get over someone until yesterday I saw myself struggling, I'm sorry for myself hahaha. I told my bestfriend that I just broke up and she advised me to delete everything about him, block him and forget him. But I didn't, my stupidity and my fragile soul could never. 

         But anyway, imo it’s better if i could get over it by taking wisdom instead of forgetting. Maybe I can be a better version of myself when I'm dealing with the same issue. Because I do, wanna learn from the things that happened, after all. I don't wanna suffer from the same illness again. I try to learn and take this pain wisely. Even so, these days I still feel the ache in my chest. I'm not done with this yet, that’s why i write this. I'm convincing and healing myself. 

         As I grew up, I discovered that our present builds who we are in the future, and our past builds who we are today. Days and nights that I spent with him, our experience that we shared together, and our habits also have built who I am today. It contributed good and bad inside me. If I just forget him then it’s like I'm gonna forget a part of me. Feels so unfair. If you don't like the way I try to move on, that's okay. But I still remember him. Not as a lover, not as someone I wished would return, but rather as a story I wanna learn.

Pasti kalian pernah dengar atau menyaksikan trend baru yang diikuti banyak sekali orang contohnya belakangan ini lagi banyak banget influencer yang investasi saham lalu diikuti oleh followers mereka di media sosial. Atau itu kalau terlalu jauh, pasti kalian pernah melihat trend outfit warna lilac di TikTok. Awalnya ada influencer yang membuat mix and match atasan lilac dengan celana putih, lalu berbondong-bondonglah para anak muda bahkan ibu-ibu membeli atasan lilac dan celana putih untuk 'ngonten' di platform TikTok atau sekedar upload ke Instagram. Memang trend warna tersebut bagus, tapi apakah semua orang itu -yang jumlahnya sebanyak itu- betul-betul menyukai apa yang mereka beli dan pakai atau cuma ikut-ikutan karena takut ketinggalan zaman? Nah perilaku seperti itu disebut dengan FOMO.

Fear Of Missing Out yang disingkat FOMO ini adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebut perilaku seseorang yang selalu merasa khawatir berlebihan dan merasakan ketakutan akan tertinggal trend yang sedang berjalan. Takut tertinggal fashion yang sedang trending, takut ketinggalan berita yang sedang panas, takut ketinggalan mengunjungi tempat yang lagi hits, misal.

FOMO ini sangat mudah terjadi karena penyebabnya ada di sekitar kita, di kehidupan sehari-hari kita. Apa aja sih penyebabnya? Penyebab utama dan yang paling utama adalah karena terlalu banyak bermedia sosial. Percaya atau tidak tapi memang ketakutan akan ketinggalan zaman memang paling banyak terlahir dari aktivitas media sosial. Sebenarnya banyak sekali penyebabnya tapi, kalau dirinci mungkin ada dua penyebab umum yang pasti kita semua pernah merasakan.

Pertama, terlalu sering mengikuti aktivitas orang lain. Pernah ga sih setelah melihat semua status teman kita jadi pengen ini pengen itu, dia baru beli barang terus kita jadi ga pengen kalah dengan beli barang itu juga, teman lagi ke suatu tempat yang keren dan hits terus kita juga pengen kesana. Pasti kita semua pernah merasakan keinginan seperti itu, memang tidak ada salahnya buat mengikuti apa yang orang lain lakukan, tapi tentunya tidak semua yang mereka lakukan bisa kita lakukan, misal ternyata kita terbatas dalam hal finansial atau belum punya waktu untuk melakukan hal tersebut. Nah keterbatasan yang sebenarnya sangat wajar ini, kadang membuat kita overthinking dan merasa terintimidasi kalau kita tidak melakukan apa yang mereka lakukan berarti kita tidak lebih baik daripada mereka. Padahal nyatanya tidak seperti itu. Setiap orang punya prioritasnya masing-masing, punya seleranya masing-masing, punya goalsnya masing-masing.

Kedua, mengonsumsi informasi baru yang belum valid. Mengonsumsi informasi yang belum valid atau hoax tentu saja dapat memicu ketakukan kita terhadap ketertinggalan berita karena sebagian besar hoax menampilakan klik bait yang berlebihan. Dalam hal ini yang paling berpengaruh dalam berkembangnya fenomema FOMO adalah cara orang menanggapi berita baru tersebut misal, dengan langsung komen-komen dan share tanpa membaca keseluruhan berita dan tidak mencari tahu kebenarannya karena ingin dicap yang paling tau oleh orang lain dan tidak ketinggalan. Sikap seperti ini yang biasa disebut latah bermedia sosial. Beberapa waktu lalu di platform TikTok ada seorang konten kreator wanita asal Indonesia yang membuat sound dengan suaranya, awalnya semua orang biasa saja dengan sound itu sampai seorang konten kreator laki-laki mengatakan bahwa dia tidak suka sound tersebut karena tidak enak didengar. Setalah video laki-laki itu tersebar luas, banyak orang yang ikut mengatakan bahwa soundnya cringe, centil dan lain-lain. Bahkan followers konten kreator wanita tadi yang awalnya biasa-biasa saja jadi ikutan nge-hate di comment section. Luar biasa sekali bukan latahnya pengguna media sosial? Benar-benar bisa secepat kilat ikutan memberi argumen just because others say so. Pokoknya masalah hate comment aku harus ikutan! entah ngerti entah engga atau emang karena mereka ini ga punya pendirian dan identitas sendiri.

Teman-teman, trend dan sesuatu yang baru akan selalu ada setiap waktu, kalau kita selalu memaksakan diri untuk mengikuti apa yang mereka lakukan, berusaha jadi yang pertama tau, percayalah itu melelahkan dan ga ada habisnya. Karena ketika kita tidak bisa mengejar apa yang sedang baru ini, kesehatan mental kita bisa terdampak, kita akan stres dengan ekspektasi yang kita buat sendiri, emosional, cemas berlebihan, sulit bersyukur, dan sebagainya. Kadang kita lupa bahwa bukan tugas kita buat mengejar apa yang sedang baru. Beda lagi dengan orang yang memang kerjanya harus tau apa yang baru, seperti wartawan atau podcaster seperti Deddy Corbuzier yang dituntut untuk memberikan sesuatu yang sedang panas di masyarakat agar mereka bisa menghasilkan uang. Sedangkan kita kalau susah payah mengejar hal yang baru dan baru lagi ga ada income apa-apa, yang ada uang keluar terus buat ikut trend.

Jadi, gimana cara menghindari perilaku FOMO? salah satu caranya adalah dengan melakukan digital minimalism. Digital minimalism yang dimaksud adalah menghapus aplikasi media sosial yang tidak kita butuhkan. Tetapi, kalau itu dirasa too much dan kita tidak mampu, bisa dengan memilah-milah informasi mana yang benar-benar kita mau. Contohnya mengurangi following artis di Instagram yang menurut kita efeknya kurang baik bagi kita, memilah video yang keluar di FYP TikTok dangan memencet tombol tidak terarik, dan memilih berita mana yang bermanfaat untuk kita baca. Dengan demikian, kita bisa menyaring informasi yang kita konsumsi sehari-harinya.

Tidak ada salahnya kalau kita mau mengikuti trend tapi, jangan pernah lupa untuk bertanya pada diri kita sendiri apa manfaat dari kegiatan tersebut, apakah kita benar-benar suka dan enjoy atau cuma mau mencari validasi dari orang lain bahwa kita ini keren dengan jadi yang pertama tau. Let's slow down, coba kurangi buka media sosialnya dan fokus ke diri kita sendiri. Apa sih sebenernya yang ingin kita raih? apa sih rencana kedepan yang kita punya dan apakah kegiatan yang kita lakukan sekarang akan membawa kita pada goals yang kita punya? apakah kita sedang membangun mimpi kita atau mimpi orang lain? ingat kehidupan itu bukan kompetisi, bangun mimpimu sendiri, jangan takut buat melakukan apa yang kamu suka walau beda dari orang lain.

 Halo pembaca! aku kembali lagi setelah beberapa waktu yang lalu sempet sibuk sama urusan daftar kuliah. Alhamdulillah yang dicari udah didapetin jadi kerjaanku sekarang cuma tidur, makan, dan ikut volunteering biar ga gabut heheh.


Kali ini aku pengen sharing sesuatu yang menurutku sangat adorable tapi aku ga tau cara mengungkapkannya jadi aku tulis disini. Yup, i'll show you guys my 4 favorite youtubers all the time
🤩. Ga berlebihan sih kalo aku bilang all the time karena aku udah ngikutin mereka sejak beberapa tahun yang lalu dan ga pernah bosen😭

4. Lulu Anggriani

from instagram @lulu_anggriani

Lulu is the most cheerful girl i found in youtube. Konten youtubenya kebanyakan tentang fashion, make up, skincare. Yang membuat aku betah banget nonton vlog dia karena kontennya ringan dan dia itu seru banget! she's really attracting. Lulu juga bikin semua video dia keliatan aesthetic dan anak muda banget. Kontennya tipe-tipe yang cocok ditonton sambil makan wkwk

Lulu Anggriani on Youtube



3. Amanda Margareth

from instagram @amandamargareth

                                        
Youtuber yang satu ini jadi salah satu favoritku karena i could say semua video di channelnya bener-bener BAGUS dan aesthetic banget! Channel kak Amanda ini sebagian besar isinya tentang fotografi dan travelling. Vlog travellingnya pun ga seperti kebanyakan vlog youtuber lain yang banyak ngomong "jadi guys kita udah sampe di.." no, kak Amanda mengemas videonya dengan menggabungkan footage-footage yang indah dan memanjakan mata seolah-olah kita ikut travelling juga.

from youtube Amanda Margareth

                                       

But still, my favorite is cinematic video with beautiful words. Ephimeral adalah playlist kesukaanku karena video-video di playlist ini bisa bikin penontonnya jatuh hati sama setiap detik scene yang muncul. No lies. Ini beneran bagus. Her taste of art is so amazing.

                                                         


2. Gita Sav

     from instagram @gitasav

Youtuber satu ini pasti udah ga asing lagi. Aku yakin banyak juga anak muda di luar sana terutama perempuan muslim yang jadiin kak Gita sebagai role mode mereka. Ga heran karena kak Gita adalah sosok perempuan yang pintar dan berani speak up terutama tentang kesetaraan gender. Konten youtube kak Gita Sav ini kebanyakan tentang travelling, beauty, dan yang paling keren adalah bagian beropini.

Gita Savitri on Youtube

Beropini adalah konten paling berbobot dan yang bikin channel ini beda dari yang lain. Seperti yang udah aku bilang tadi kak Gita berani speak up tapi, tetap dengan cara yang santai dan mudah dimengerti kita-kita yang mungkin awam dengan isu yang dia bicarakan. Bahasan yang dibawa pun selalu bikin pikiran semakin terbuka. Keren banget deh.
.


1. Kittendust

from instagram @kittendust

                                  
I put her in the first place bcs she's the most influencing role model for me. Pertama kali aku tau kak Fathia Izzati dari video dia yang 21 accents. Aku kagum liat sebagian besar kontennya pakai bahasa inggris yang lancar banget dan saat itu juga aku tau kalau kittendust bakal jadi channel youtube favoritku.


Yang paling aku suka dari channel kak Chia (nama panggilan Fathia Izzati) ini adalah konten cinematic video dan di dalamnya ada poem. Salah satu yang jadi video favoritku judulnya adalah Love. Ini video yang ga pernah bosen aku tonton karena pesannya ngena banget, sangat dewasa dan bijaksana♡.


From youtube Kittendust


Selain itu banyak juga konten tentang tips yang cocok banget buat anak muda. Watching those videos really makes me think wiser.

                                                         

And that's all. Sebenernya masih banyak lagi youtuber keren yang aku suka but these are my favorite at the most
🤩. How about you? who's your favorite youtuber? let me know;)



Haloo bertemu sama aku pengangguran pasca kelas 12 yang lagi menunggu pengumuman perguruan tinggi. Karena aku merasa aktivitas keseharianku kurang bermanfaat dan aku pengin melakukan hal yang bermanfaat, lalu berangkatlah aku ke blogging activity hahaha maksa banget padahal gak tau mau nulis apa. Sebenarnya kita semua pasti punya sesuatu yang exciting buat diceritakan tapi kadang terlalu personal buat dibagikan disadarkan orang lain. Ternyata selama ini aku menutup mata dari kesalahanku, selama ini aku terlalu sombong mengakui bahwa masih banyak hal yang harus aku benahi.

Setelah nge-list semuanya jadi terasa lebih clear, aku kepada orang lain so yeah here we go again nulis ga jelas.

Tapii tapi sebenarnya tujuanku menulis bukan cuma untuk sharing tentang pendapatku, menurutku nulis juga jadi semacam refleksi. Kadang kita merasakan sesuatu tapi kita gak sadar, setelah ditulis baru kita sadar dan lebih aware tentang diri kita.

Beberapa hari lalu aku ngerasa cukup down dan tiba-tiba jadi mikir banyak hal. Lebih tepatnya I feel so worthless, aku ngerasa keputusanku salah, aku ngerasa gini dan gitu.  Karena semuanya terasa terlalu mess up di kepala jadi aku list aja all things that make me feel so uncomfortable with my self. Ketika nulis kekuranganku atau hal-hal tentang diriku yang aku benci rasanya lumayan sakit seperti sedang dikritik orang lain. Tapi setelah itu aku sadar kalau menyadari kekurangan dan kesalahan diri sendiri jauh lebih baik daripada kita terlambat menyadari lalu

jadi tau mana yang pengin aku ubah duluan, mana yang penting, mana yang enggak begitu penting. And hey, ternyata aku gak seburuk itu kok, its normal dan pasti semua masalah ini bisa aku atasi.

Menurutku ini adalah self awareness yang penting untuk kita lakuin. Self awareness atau kesadaran diri kurang lebih artinya pemahaman karakter, perasaan dan alasan dibalik action yang kital akukan. Kesadaran seperti ini enggak cuma bikin kita tau kurang lebih dan batasan yang kita punya tapi, juga bikin kita mengerti apa alasan dibalik perasaan kita, apa dasar dari keputusan yang kita ambil, dan membuat kita tidak menyesali keputusan kita di kemudian hari karena kita tau alasan apa yang membuat kita bertindak demikian.

Bicara tentang keputusan, ada satu cerita. Dulu waktu lulus SMP aku ragu untuk melanjutkan pendidikan jenjang selanjutnya di instansi yang sama. Masalah utamanya karena aku bosan tinggal di asrama dan lingkungan yang sama. Aku sudah mengutarakan keinginanku pada orang tua untuk mencari SMA lain yang lebih baik. Tapi orang tua tidak mengizinkan dengan alasan takut nanti susah adaptasi dan lain-lain. Memang saat itu aku bukan anak yang diberi banyak kebebasan untuk memilih keputusan sendiri dan bertanggung jawab atas keputusanku. Jadi ya, daripada berdebat lebih baik aku mengalah. Setelah aku memutuskan buat mengikuti kemauan kedua orangtuaku, aku mencoba melupakan bahwa alasanku sekolah di tempat itu adalah karena orang tua karena aku tau persis kalau itu jadi alasanku nantinya pasti aku menyalahkan mereka ketika dunia persekolahan goes wrong.  Jadi aku tulis apa aja kelebihan sekolahku yang kira-kira membuatku memilihnya. Asekk. Tujuanku saat itu satu; agar aku ga banyak mengeluh selama menjalani 3 tahun SMA disana. Ada sekitar sehalaman kertas, salah satu kalimatnya seperti ini “sekolah aja yang bener biar lelah waktunya ga kebuang sia-sia. Ridho ayah bunda itu bonus, don’t ever blame them kamu udah gede.” Funny right? Aku di jaman itu sudah bisa memprediksikan kalau besok-besok aku bakal nyalahin orang tua hahaha. And yes, setelah lulus aku dan aku baca tulisanku jaman SMP itu aku merasa senang dan bangga. Memang masa SMA ku cukup berat but at least I don’t feel like I’m dumb choosing that school cause I have a lot of great reason, my own reason, terlepas dari keinginan orang lain.

That’s my ridiculous little story, hbu? Sudahkah kamu bertanya pada dirimu alasan keputusan besarmu? Oiya, aku baru sadar aku bahkan belum punya alasan kenapa aku mendaftar kuliah di universitas ini dan jurusan itu.  Sepertinya kita kita harus sering bertanya pada diri kita sendiri agar kita setidaknya kenal sedikit siapa diri kita sebenarnya. Gimana? Sudah seberapa jauh kamu kenal dirimu? Dan sudahkah kamu berefleksi terhadap dirimu?


 

Udah setengah tahun lebih aku ga nulis, bukan karena males tapi justru karena hampir setahun ini hectic parah belajar buat masuk perguruan tinggi terutama SBMPTN. Belajar mandiri, les, latihan soal, tryout, repeat. Udah gitu aja hidupku but i enjoyed !! seru sumpah ternyata.

Aku mau cerita nih, dari belajar buat  UTBK SBMPTN bikin aku sadar pentingnya bersabar dengan yang namanya proses. 

Sifatku yang gampang bosen, perfeksionis dan ambisius terhadap targetku sendiri, sering bikin aku frustasi karena proses belajarku ternyata jauh lebih lambat dari ekspektasiku. Dari sekian banyaakk materi yang akan diujikan di UTBK SBMPTN, awalnya aku targetin satu hari cukup buat belajar satu bab. Pokoknya aku mau pelajari semua materi, semuanya. Ketika aku sadar udah lewat sehari tapi aku belum paham, ya sudah aku ga mau ngulang lagi. Paling cuma ngeringkes sedikit terus lanjut ke bab selanjutnya padahal bab sebelumnya belum paham apa-apa (demi mencapai targetku sendiri). Dan metode belajar yang enggak bener ini berjalan sekitar 2 bulan. Nah ketika tiba waktunya latihan soal, aku ga bisa ngerjain apa-apa, sampai aku ngerasa semua waktu yang udah aku alokasikan buat "belajar" itu ga ada gunanya. Aku sempet down dan hopeless banget buat nyelesaiin semua materi buat UTBK. Ini terjadi sekitar bulan Oktober atau November 2020 4 bulan menjelang UTBK. Akhirnya aku berhenti belajar sebentar buat lihat lagi ke diriku sendiri, apa yang salah dari targetku?

 Ternyata selama ini targetku terlalu idealis dan kurang realistis, masa iya satu bab selesai dalam sehari? belum ngeringkes dan latihan soalnya. Apa yang masuk ke otak kalau waktunya cuma segitu? Lama-lama aku mulai menerima kalau  belajarku emang ga sebanter itu dan nyoba bikin planning baru, yaitu: pahami betul-betul materi yang diprioritaskan saja, materi yang lain dipelajari kalau nanti masih ada waktu. Mungkin ini adalah awal aku sadar bahwa mindset "harus bisa semua dan memperbaiki yang tidak bisa daripada menonjolkan kekuatan yang sudah kita punya" itu salah. Bayangkan kalau dulu para ahli fisika lebih sibuk memperbaiki nilai pelajaran bahasa mereka ketimbang melakukan percobaan pasti waktu mereka habis untuk hasil yang tidak seberapa dibandingkan jika mereka fokus mengembangkan kemampuan yang mereka miliki saat itu. Balik lagi ke ceritaku, itu sekitar Desember waktu aku memutuskan buat full belajar materi kimia yang menurutku paling gampang untuk dikuasai. Setelah itu mulai dikit-dikit sabar nontonin video materi yang berjam-jam, ngerjain puluhan soal, ngulang materi walaupun udah bosen banget.  Emang butuh waktu sebanyak itu sampai akhirnya aku bisa ngerjain hampir semua tipe soal UTBK tanpa liat pembahasan dulu. Seneng banget rasanya!

Tapi, enggak sampai situ aja, masih ada bahan frustasi yang lain.  Di bulan itu juga aku mulai berlangganan tryout karena lagi ada flash sale dan dapat potongan. Berlanggananlah aku di Pah*mify. Asli susah banget tryoutnya. Awalnya nilaiku naik dari 300an ke 300 sekian sampai 400an aku udah optimis nanti kalau udah sering tryout nilainya bakal naik terus sampai 600 lah (ngarep betul). Tapi sayang banget di tryout yang ke 5 sampai terakhir kali aku tryout nilaiku stuck di 500an. Mungkin ada sekitar 7 atau 8 kali tryout nilaiku ga pernah naik. Nyesek banget gak sih? Disitu lagi-lagi aku harus membuang sifat perfeksionisku, padahal rasanya aku mau berhenti belajar aja, toh ga ada gunanya aku belajar nilaiku ga pernah naik. Tapi sekali lagi cuma sabar yang bisa menolong aku menghadapi diriku sendiri buat enggak berhenti belajar sampai datang waktunya UTBK.

Bulan-bulan berat kemarin menurutku adalah pengalaman yang berharga banget. Ini udah April dan aku hampir ga percaya akhirnya aku udah ikut UTBK, entah gimana nanti hasilnya aku serahkan pada Allah, aku yakin bagaimanapun hasilnya itu adalah yang terbaik dan aku bangga sudah memperjuangkan apa yang layak aku perjuangkan.

Pesanku buat yang mau ikut UTBK atau tes lainnya, kalau kamu jenius, silakan langsung ikut tes tanpa belajar, tapi kalau kepintaranmu biasa saja kaya aku, tolong banget percaya, ga ada yang namanya bisa sesuatu dengan instan,  kalau mau bisa ya usaha sama do'a. Udah ga ada tips lain selain ambil buku sekarang dan langsung belajar. Kalau bisa, di bulan-bulan menjelang tes yang butuh belajar banyak kaya UTBK SBMPTN usahakan buat ngeluangin sebagian besar waktumu buat tiga hal aja yaitu: belajar, ibadah dan istirahat. Jujur rencananya aku juga mau kaya gitu cuma sering tergoda sama tiktok dan series yang makan waktu banyak. Jangan ditiru ya, semua kegiatan ada waktunya masing-masing kalau sekarang waktunya belajar yaudah belajar aja kalau mau refreshing boleh asal jangan lama-lama, ok?

Haha udah sih itu aja ceritanya semoga ada pelajaran yang bisa diambil. See you lov.

 

Ini adalah tulisan buat teman-teman terdekatku. Semoga kamu yang butuh ini sempat baca.

Apakabar? Aku gak tau mau mulai dari mana, aku juga gak tau apakah tulisan ini relate dengan kalian, tapi yah kita coba aja ya.

Kita tau setiap hari kita tumbuh dan berkembang, kita melewati banyak fase, fase saat kita belajar mengeja, fase saat kita kecil dan cuma tau hal menyenangkan tapi banyak diatur, fase saat kita pertama kalinya punya banyak sekali teman di sekolah, saat kita pertama kalinya punya sahabat, lalu saat kita pertama kali merasakan kupu-kupu berterbangan di perut karena tau orang yang kita suka juga menyukai kita (ew)

Tapi ternyata pengalaman pertama kali tidak selalu menyenangkan, malah kadang menyedihkan dan sulit kita terima karena kita baru pertama kali merasakannya. Hal yang tidak menyenangkan bagiku (mungkin bagi kamu juga) adalah menghadapi kedewasaan.

Kita belajar menjadi dewasa setiap harinya, tapi kadang ada masanya kita harus menenggak sesuatu yang begitu pahit. Menghadapi kedewaasan membuat kita tau bahwa keadaan finansial orang tua kita sebenarnya tidak baik-baik saja. Bertambah umur membuat kita tau hubungan orang tua kita sebenarnya banyak masalah. Semakin besar semakin banyak tanggung jawab yang selalu menuntut kita padahal kita maunya main saja. Semakin besar kita jadi tau bahwa nilai buruk kita akan membuat kita sulit mendapat pekerjaan. Bertambah dewasa membuat kita tau rasanya patah hati. Mulai menjadi dewasa membuat kita harus menyelesaikan masalah besar kita sendiri tanpa membebani orang tua. Kita juga dipaksa membuat keputusan dan terkadang kita malah membuat keputusan yang bodoh. Dan masih banyak lagi hal mengerikan yang bisa dijadikan bahan overthinking. Haha

Lalu pada titik terendah dimana kita terkejut, marah, dan kecewa dengan keadaan, kita stress, depresi lalu menyalurkan amarah kita ke hal-hal yang buruk. Kita merasa bahwa tidak ada satu pun orang yang paham dengan keadaan kita.

 Just remind you guys, nobody tells that adulting is easy, it’s hard, it’s hurting sometimes. Menerima fakta yang tidak kita inginkan, berbeda pendapat dengan orang tua, membuat kesalahan. Itu semua wajar terjadi selama kita belajar menjadi lebih dewasa. But remember that the wounds will heal, the pain is temporary. Berhenti menyalahkan keadaan dan meminta sesuatu harus sesuai keinginan kita, karena sekarang kita sedang diajari untuk menerima dan menghadapi masalah dengan kuat.



Kamu enggak sendiri. Semua orang yang sedang menuju kedewasaan juga menghadapi masalah mereka sendiri-sendiri. Ada yang masa remajanya habis untuk berobat di rumah sakit, ada yang masa remajanya hanya diisi untuk berdagang agar bisa menghidupi adik-adiknya, pasti juga ada diantara kalian yang anggota keluarganya sudah tidak lengkap. Mungkin masalah yang dialami keluarga kita berbeda, tapi kita semua yang sedang mengalami masa sulit ini tanpa free sex dan drug sangat hebat. Kita yang bisa menerima keadaan susah dengan ikhlas juga sangat hebat.

Ketika kita menerima sesuatu yang membuat kita kecewa dan sedih, ingat, itu adalah sebuah langkah kecil kita untuk mejadi lebih kuat. Cause in the day after tomorrow, you’ll go by many more heartbreaks. But hey, just live, dear. And let’s make the best out of it.

 


Kali ini aku mau membicarakan sesuatu yang rada sensitif and probably some of you guys disagree with me, but please listen up kalau kamu muslim.

 

Mungkin sebagian dari kalian udah tau tentang gerakan feminisme, menurut Wikipedia, feminisme adalah gerakan sosial, politik, dan ideologi, yang memiliki tujuan yang sama, yaitu untuk mendefinisikan, membangun, dan mencapai kesetaraan gender di lingkup politik, ekonomi, pribadi, dan sosial dan juga memerangi stereotip gender yang merendahkan wanita. Untuk diketahui, gerakan ini sangat baik adanya dan sangat menguntungkan bagi perempuan di seluruh dunia untuk melawan pelecehan seksual, memperjuangkan hak agar dapat melangsungkan kariernya, memperoleh hak politik dan sebagainya tanpa diskriminasi.

 

 Tapi, disini aku mau bersuara sebagai muslim, aku mau membicarakan hal ini dari kaca mata Islam yaa, if you still don’t get what I said you can  read my previous post

Sebagai muslim kita bebas-bebas aja untuk mendukung atau tidak medukung gerakan ini, aku sendiri cukup medukung gerakan ini, cuma cukup, bukan sangat mendukung, karena ada beberapa aspek yang didukung gerakan ini tapi masih abu-abu dan sebenarnya sangat bertentangan dengan agama Islam.

 Pertama, melegalkan aborsi. Menurut gerakan ini, wanita berhak membuang hal yang menjadi aib bagi mereka, padahal dalam Islam membunuh adalah haram (disini maksudnya yang aborsi karena zina ya, kalau aborsi karena pelecehan seksual aku belum tau banyak tentang hukumnya).

Kedua, menyetarakan kedudukan wanita dengan pria bahkan dalam hal peran dalam kehidupan, mereka menganggap wanita tidak butuh pria, wanita bisa menikah dengan wanita. I know it’s kinda extreme dan tentu gak semua penganut paham feminisme membenarkan yang satu ini. Tapi ini penting buat kita semua tau bahwa tidak semua aspek dalam gerakan ini bisa kita dukung sebagai umat muslim, karena tau kan kemana arahnya? Yep LGBTQ. Aku tau, mendukung feminisme bukan berarti mendukung LGBTQ, tapi ada pihak yang menggunakan gerakan ini untuk membenarkan LGBTQ karena ada nilai-nilai yang selaras.

 

Lalu, ada lagi yang beberapa waktu lalu ramai di TikTok (no doubt, I’m only a common growing up girl who plays TikTok) yaitu, toxic masculinity, banyak orang yang membuat video tentang menolak adanya budaya atau pandangan tentang maskulinitas yang toxic. Menurut mereka laki-laki tidak seharusnya dituntut untuk menggunakan kekerasan dalam menyelesaikan masalah; I agree. Laki-laki boleh menangis; I agree. Laki-laki tidak seharusnya dituntut untuk menjadi jantan dan kuat setiap saat, laki-laki boleh lemah; I agree. Laki-laki boleh menggunakan cat kuku dan boleh mengenakan pakaian perempuan; wait what? (Sekali lagi aku menekankan bahwa aku sedang membicarakan hal ini dari kaca mata Islam ya) terdengar biasa aja? Mari aku bantu kamu buat menyadarkan diri bahwa ini sudah gone wrong. For make it clear, mari kita pisahkan antara “lemah” dan “wanita”.

Buat laki-laki, being weak is your right, but dressing up like a girl? Boleh menjadi lemah dan berperasaan bukan berarti bisa berpakaian seperti perempuan dan melawan kodrat. Nah ini dia, lagi-lagi ada gerakan yang dasar idenya baik tapi malah dipakai untuk memayungi dan melindungi kelompok LGBTQ.

Okay, tentu saja aku gak tau bagaimana keadaannya menjadi seorang LGBTQ, dan bukannya aku enggak mau peduli gimana mereka, I did, tapi ada batasan dalam agama kita, jadi dengan membiarkan mereka memilih jalan hidup mereka menurutku sudah cukup, tidak perlu dibela.

 

So if you got what I said, mendukung gerakan-gerakan seperti diatas perlu banget pengetahuan tentang apa tujuan gerakan itu, apa aja hal yang gak sesuai dengan agama kita. Jangan sampai kita mempertaruhkan aqidah kita untuk hal-hal yang kita belum paham betul. Setuju gak?





Kenapa orang minta dihargai? buat apa dia minta dihargai? Ketika dia minta dihargai berarti dia belum dihargai, ketika dia belum dihargai berarti dia belum menempatkan dirinya sebagai orang yang layak dihargai.

Sebenarnya memang semudah itu saja, tapi tidak semua orang bisa dengan mudah melakukannya. Jika kita ingin dihargai berarti kita juga harus bisa menghargai orang lain, menghargai keputusan hidup mereka, menghargai preferensi mereka.

Kita gak bisa judge orang yang memutuskan buat lebih memilih masuk SMK ketimbang masuk SMA “gimana masa depannya?” “nanti gak kuliah gimana nyari kerjanya?” well you’re not the one who decide their future, mungkin kamu gak tau aja rencana mereka, apa alasan dibalik keputusan mereka, tidak semua orang merasa perlu buat ngumbar rencana besar mereka, right?

Juga, tentang preferensi atau ketertarikan orang terhadap sesuatu. Inget, kita tidak punya hak buat menilai dan mengkoreksi preferensi ataupun passion orang. Jujur dulu aku suka membading-bandingkan selera orang, menurutku selera musik, film, pakaian, buku dan semua seleraku udah yang paling bagus, dulu pemikiranku itu orang yang gak suka sesuatu yang aku sukai berarti mereka jelek seleranya. Rada cringe tapi pasti kalian pernah  ngerasain kan? Ternyata hal ini terjadi karena kita belum cukup dewasa, kita jadi punya pemikiran yang demikian karena kita masih sangat dangkal. Orang yang pemikirannya dewasa gak akan bilang jijik sama duren di depan orang yang lagi seneng-senengnya makan duren, gak akan bilang benci K-Pop di depan orang yang lagi gemar-gemarnya dengerin musik K-Pop. Mereka bakal tau caranya menghargai.

 Hal-hal kecil tentang cara kita menghargai sesuatu juga mecerminkan kualitas diri kita loh, buat apa seseorang pinter tapi selau mengolok orang yang tidak lebih pintar dari dia? Bukankah dia jadi terlihat balagu dan dungu? Buat apa orang punya wajah yang cantik tapi dia sering menghina orang yang dia pikir lebih jelek darinya? Bukannya dia jadi kelihatan sangat buruk? Termasuk orang yang terlalu fanatik pada suatu kelompok misal, atau fanatik terhadap suatu teori, lantas dia menjelek-jelekkan kelompok lain, orang tersebut bukannya kelihatan loyal, malah kelihatan dangkal pengetahuannya. Karena orang yang pemikirannya matang gak akan menjustifikasi sesuatu dengan sudut pandang yang sempit atau dari satu point of view aja. Mereka akan melihat suatu masalah dari berbagai sudut pndang dan memilahnya dengan baik, bukan asal percaya satu informasi aja.

Nanti ketika kita mulai belajar buat lebih menghargai orang lain, lama-lama kita akan sadar bahwa hidup itu enggak cuma hitam dan putih, jahat dan baik. Bukan cuma yang menurutmu benar maka itu mutlak seratus persen benar. Ada yang abu-abu yang membuat kita harus pintar menyikapinya, ada hal yang mungkin bersebrangan dengan  kita tapi kita tetap harus menghargainya, agar orang lain juga mau menghargai kita yang mungkin bersebrangan dengan mereka dalam hal pendapat, pilihan hidup, bahkan ras, agama dan banyak lagi hal lainnya. Semua ada timbal baliknya. Jadi gimana? Menurutmu selama ini kamu sudah menempatkan diri sebagai orang yang layak dihargai belum?



 

Menurut kalian kenapa Indonesia ga maju-maju? Padahal merdekanya cuma beda 2 hari sama Korea Selatan, dan sekarang Korea Selatan udah jauh lebih maju dari negara kita tertjintah ini. Apa penyebabnya? Korupsi? Pembangunan tidak merata? Penegakan hukum yang lemah? bener semua. Tapi tau apa hal yang berkontribusi paling besar? Jawabannya adalah warga negara kita yang gak pinter. Dih apaan banget ngomongin otak orang, itukan udah pemberian dari sononya. Tenang, maksudku, bukan pinter di bidang akademis, tapi ini adalah riset mengenai info, berita dan segala macam hal yang kita konsumsi sehari-hari. Tau apa favoritnya orang Indonesia?

 Pertama, gosip. Pokoknya segala macam hal, bahkan yang gak penting pun dibicarain. Anaknya artis A udah bisa tengkurep, terus sekarang anaknya udah bisa jalan, trus udah bisa berak sendiri. Apaan gak penting banget. Jujur aku kaget liat subscriber dan viewer para artis itu bisa jutaan, dengan konten yang.. tau sendiri lah. Kalau kalian mau tau seberapa edukatif dan bermutunya konsumsi netizen Indonesia, coba kalian liat youtuber dengan subs terbanyak, terus kalian liat konten apa yang mereka bikin. Rata-rata nih ya, isinya gitu-gitu doang “PRANK BLA BLA BLA” “BIKIN PACAR NGAMBEK” “SI INI MAU PELIHARA HARIMAU”.eh maap. ya gitu lah. 

Tolong, ga semua masalah orang lain itu urusan kita. walau sampe kalian tau berapa kali mereka kentut dalam sehari pun ga bakal bikin kalian pinter, ga bakal ngasi income apa-apa ke kalian. Yang ada waktu dan paketan kalian habis buat memperkaya orang-orang itu. Selamat:) Nah terus kenapa para youtuber ga bikin konten yang edukatif aja? Tentu saja karena kebanyakan orang Indonesia gamau tuh mikir yang berat-berat, maunya nonton hal-hal receh semacam itu, makanya mereka memanfaatkan kesempatan (a.k.a kebodohan netizen) tersebut buat meraup keuntungan.


  • Kedua, masih gosip. Emang gosip doang yang disukaaa wkwk. Tapi yang ini berkaitan dengan jempol nakal netizen. Mereka ini, hobi banget menyalurkan energi dan waktunya buat melakukan jugdement yang ga penting. Ada berita apa aja langsung samber, hakimi. Pokoknya gamau kalah dan ketinggalan info terkini deh. Si ini, bikin video clip lagu apa deh, udah jelas si netizen ga suka bukannya gak usah ditonton, malah ditonton, dikomen, disebar-sebarin, ditonton buat yang kedua kalinya gara-gara belum puas ngehujat. Tanpa sadar lagi-lagi kita udah bikin doi tambah kaya. Selamat:)

Nah, itulah realitanya. Adanya yang kita tonton dan konsumsi sehari-hari cuma HIBURAN. Apa salahnya nyari hiburan? Ga salah dong, tapi sadar gak sih, sebagian besar waktu kita cuma kita alokasikan buat hal-hal semacam itu? Worth it?

Hey,masih banyak hal baik diluar sana yang bisa kita lakuin, atau at least masih banyak lah hal yang bisa kita akses di internet selain nonton kehebohan artis atau nge judge orang yang ga salah sama kita. Make your time worthwhile. Jelas nambah ilmu dari internet ga senyaman nonton orang vlogging. Tapi coba tanamkan pada diri kita, kita gak boleh bikin otak kita manja dan nyaman-nyaman aja setiap harinya. Apa kita mau badan kita bertumbuh, umur kita menua tapi otak kita se level gosip dan drama haha hihi sampai mati?

Coba tanyakan pada diri kita, dalam 24 jam sehari what you gain? A knowledge? A new skill? Or a hot gossip?



Postingan Lama Beranda

about author

Hi, if you're reading this thank you sm for being my reader!! I'm Mona. As an Indonesian based student, actually I don't write too much in English I just write random thoughts that popped up over my mind or some issues that related with my life. The reason why I decide to start this blog is bc I want to upgrade my critical thinking ability, I'm still learning rn, so enjoy diving in my thoughts ya'll

Follow my instagram

@monasalssa

POPULAR POSTS

  • Let's Talk About SJW
    Do you guys know about this? SJW adalah kependekan dari social justice warrior atau pejuang keadilan sosial. Orang yang mendapat sebut...
  • Your Hard Time
      Ini adalah tulisan buat teman-teman terdekatku. Semoga kamu yang butuh ini sempat baca. Apakabar? Aku gak tau mau mulai dari mana, aku j...
  • Our Time isn't Worthwhile
      Menurut kalian kenapa Indonesia ga maju-maju? Padahal merdekanya cuma beda 2 hari sama Korea Selatan, dan sekarang Korea Selatan u...
  • Why People are FOMO?
    Pasti kalian pernah dengar atau menyaksikan trend baru yang diikuti banyak sekali orang contohnya belakangan ini lagi banyak banget influ...
  • My Fav Indonesian Women Youtubers
      Halo pembaca! aku kembali lagi setelah beberapa waktu yang lalu sempet sibuk sama urusan daftar kuliah. Alhamdulillah yang dicari udah did...
  • I Think...
    Why I grow like trash Aku, sering sekali mudah terpengaruh dengan orang yang visioner. Aku jadi ingin open minded, cerdas, produkt...
  • Talk to Self : Refleksi
    Haloo bertemu sama aku pengangguran pasca kelas 12 yang lagi menunggu pengumuman perguruan tinggi. Karena aku merasa aktivitas keseharianku ...
  • Ketika Kita Tidak Cantik
    Apakah kamu pernah merasa insecure tentang fisikmu? Selalu merasa kurang, dan kalau melihat orang   lain pasti befikir “kok bisa ya di...
  • Pandangan Islam tentang Emansipasi Wanita
                   Apa itu emansipasi wanita? Memperbolehkan wanita untuk sekolah? Memperbolehkan wanita untuk bekerja? Atau menjadikan wa...
  • The Art of Appreciating
    Kenapa orang minta dihargai? buat apa dia minta dihargai? Ketika dia minta dihargai berarti dia belum dihargai, ketika dia belum d...

Advertisement

Popular Posts

  • Let's Talk About SJW
    Do you guys know about this? SJW adalah kependekan dari social justice warrior atau pejuang keadilan sosial. Orang yang mendapat sebut...
  • Your Hard Time
      Ini adalah tulisan buat teman-teman terdekatku. Semoga kamu yang butuh ini sempat baca. Apakabar? Aku gak tau mau mulai dari mana, aku j...

THANKIE YA'LL

Copyright © 2016 Diving in My Thoughts. Created by OddThemes